Garutexpo.com – Dewan Pendidikan Kabupaten Garut menyatakan dukungan penuh terhadap Program Kartu Garut Hebat (KGH) yang digagas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Program ini menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) sekaligus membuka kembali akses pendidikan bagi ribuan anak yang sempat terputus dari bangku sekolah.
Pertemuan koordinasi antara Dewan Pendidikan dan Dinas Pendidikan berlangsung di Kantor Disdik Garut, Jalan Pasundan, dalam suasana penuh keakraban dan semangat kolaboratif. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Garut H. Nanang, S.H., bersama Sekretaris Dewan Pendidikan Dedi Kurniawan, yang diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Garut, H. Asep Wawan, didampingi oleh Pak Dede dari Tim Perencanaan Disdik.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas langkah strategis untuk menekan angka ATS yang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Pusdatin per 11 November 2025, dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut tercatat 22.185 anak berstatus ATS — terdiri atas 15.799 anak Drop Out (DO) dan 6.386 anak Lulus Tidak Melanjutkan (LTM). Jika ditambah jenjang SMA, SMK, serta lembaga di bawah Kementerian Agama, total ATS di Garut mencapai 48.970 anak, dengan 19.946 anak Berpotensi Putus Belajar (BPB) dan 7.254 lulusan SMP yang belum melanjutkan ke SMA/SMK.
Menanggapi situasi tersebut, Dinas Pendidikan Garut di bawah kepemimpinan H. Asep Wawan meluncurkan program Kartu Garut Hebat (KGH) yang akan mulai digulirkan pada tahun 2026. Program ini menjadi bentuk kepedulian pemerintah daerah untuk memastikan setiap anak di Garut memiliki kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan.
“Program Kartu Garut Hebat bukan sekadar bantuan, tetapi bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masa depan generasi muda Garut. Melalui KGH, kami ingin memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk bersekolah,” ujar H. Asep Wawan.
Program ini disiapkan dengan alokasi anggaran sebesar Rp5 miliar, yang akan diberikan kepada 5.600 siswa penerima manfaat. Bantuan tersebut terbagi berdasarkan jenjang pendidikan, yakni:
Tingkat SD: Rp450.000 per siswa
Tingkat SMP:Rp750.000 per siswa
Program Paket Kesetaraan:Rp1.800.000 per peserta didik
Menurut H. Asep, seluruh penerima manfaat akan melalui proses verifikasi, konfirmasi, dan validasi data secara ketat oleh tim Disdik bersama para pengawas sekolah di lapangan.
“Kami ingin memastikan data ini benar-benar valid.Tim kami bersama para pengawas sekolah turun langsung ke lapangan agar tidak ada data ganda dan tidak ada anak yang luput dari perhatian,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, H. Nanang, S.H., menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas langkah cepat Dinas Pendidikan. Menurutnya, KGH bukan sekadar program bantuan, melainkan gerakan sosial dan moral untuk memulihkan hak anak Garut dalam bermimpi dan belajar.
“Kami melihat KGH ini bukan sekadar program bantuan, tetapi gerakan moral. Ini tentang mengembalikan hak anak Garut untuk bermimpi dan belajar. Setiap anak berhak punya masa depan, dan pendidikan adalah jembatan menuju masa depan itu,” tegas H. Nanang.
Senada dengan itu, Sekretaris Dewan Pendidikan, Dedi Kurniawan, menekankan pentingnya sinergi semua pihak agar program ini berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Persoalan ATS tidak bisa diselesaikan oleh Disdik sendiri. Butuh dukungan dari komite sekolah, guru, pengawas, hingga kepala desa. Kami ingin memastikan setiap penerima KGH benar-benar kembali duduk di bangku sekolah,” ujarnya.
Di akhir pertemuan, ketiga pihak sepakat bahwa Kartu Garut Hebat harus menjadi simbol kolaborasi lintas sektor, bukan sekadar proyek tahunan. Dengan semangat gotong royong, mereka berharap angka ATS di Garut dapat ditekan secara signifikan dalam waktu dekat.
“Kita ingin melihat senyum anak-anak Garut kembali mekar di sekolah. Mereka bukan beban, mereka adalah masa depan. Melalui KGH, kita bantu mereka menggapai mimpi yang sempat tertunda,” tutup H. Nanang penuh optimisme.
Dengan dukungan Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat, Kabupaten Garut menatap tahun 2026 dengan harapan baru: tidak ada lagi anak Garut yang tertinggal sekolah.(*)


