GARUTEXPO – Rumah Sakit Intan Husada Kabupaten Garut menjadi sorotan setelah sejumlah warga Garut meluapkan kekecewaan terhadap kebijakan kunjungan pasien yang dianggap terlalu ketat. Kejadian ini terjadi, Selasa, 21 Januari 2025, sekitar pukul 20.00 WIB, saat warga hendak menjenguk pimpinan Pondok Pesantren Nurul Falah Bongkor, Kecamatan Samarang, yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut.
Warga yang datang dari jauh terpaksa harus menerima penolakan dari petugas keamanan rumah sakit. Menurut petugas, aturan rumah sakit melarang pengunjung masuk setelah pukul 19.00 WIB.
“Ini aturan dari atasan, direktur rumah sakit. Semua pengunjung yang sudah ada di dalam pun diminta keluar setelah jam tersebut,” kata petugas keamanan kepada sejumlah warga.
Setelah terjadi adu mulut dengan warga, petugas akhirnya mengizinkan dua orang masuk untuk menjenguk, sementara warga lainnya tetap tidak diperbolehkan masuk.
Kebijakan ini memicu kekecewaan dari warga. Midah, salah seorang warga, mengungkapkan rasa frustrasinya.
“Kami hanya ingin memastikan kondisi guru ngaji Kami, Pak KH.Haji Ade Ma’ruf (pimpinan pesantren Nurul Falah) apa baik-baik saja. Tapi malah tidak diperbolehkan masuk, padahal belum terlalu malam,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Siti Komariah, warga lain yang ikut menjenguk. “Kami sudah jauh-jauh datang ke sini untuk menjenguk pimpinan pesantren, tapi malah tidak diizinkan masuk. Beda dengan Rumah Sakit Guntur, di sana pengunjung boleh menjenguk kapan saja,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Rumah Sakit Intan Husada belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga. Di media sosial, kekecewaan warga semakin meluas. Banyak yang meminta transparansi dan evaluasi terhadap kebijakan yang dinilai tidak fleksibel tersebut.
Kejadian ini menambah daftar panjang keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Garut. Warga berharap pihak rumah sakit segera melakukan perubahan kebijakan untuk memberikan pelayanan yang lebih ramah kepada pasien dan keluarganya.(*)