GARUTEXPO – Sebanyak 1.136 mahasiswa Universitas Garut (Uniga) dilepas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem. Acara ini berlangsung di Kampus I Universitas Garut (Uniga), Jalan Prof. Cecep Syarifuddin, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Selasa pagi, 30 Juli 2024.
KKN kali ini mengangkat tema “Menggali dan Membangun Potensi Desa Bersama KKN UNIGA 2024”, melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas seperti FISIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan, Fakultas Komunikasi dan Informasi, serta Fakultas Kewirausahaan.
Sekda Jabar, Herman Suryatman, memberikan pujian kepada Universitas Garut atas inisiatif KKN Tematik ini. Ia menilai program ini sebagai titik awal dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem secara komprehensif, meskipun hanya berlangsung selama satu bulan.
Herman menyoroti pentingnya literasi dalam penanganan isu-isu tersebut. Melalui KKN, mahasiswa diharapkan dapat bekerja sama dengan perangkat desa, pemerintah kecamatan, dan kader lapangan untuk mengedukasi masyarakat.
“Untuk mencapai zero new stunting, ibu hamil harus mendapatkan edukasi mengenai konsumsi tablet tambah darah yang tersedia di puskesmas,” tambah Herman.
Selain itu, Herman juga menekankan tema khusus KKN Tematik UNIGA 2024 tentang pencegahan stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem.
“Insyaallah, dengan KKN tematik UNIGA ini, stunting dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut dapat diturunkan dalam waktu yang singkat,” ujar Herman Suryatman.
Sementara itu, Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin mengapresiasi Sekda Jabar atas motivasinya yang mendorong Kabupaten Garut dan mahasiswa untuk bekerja keras dan cerdas. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam menangani stunting dan kemiskinan ekstrem serta mendorong pencapaian target zero new stunting.
“Ini merupakan langkah baru yang tematik. Kita fokus pada dua masalah utama: stunting dan kemiskinan ekstrem. Kolaborasi dan langkah-langkah strategis diperlukan untuk mencapai target tersebut,” ujar Barnas.
Rektor Universitas Garut, Abdusy Syakur Amin, menjelaskan bahwa tema penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dipilih karena isu ini merupakan masalah utama di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Ia berharap mahasiswa dapat memberikan kontribusi signifikan dengan pendekatan yang fleksibel dan efektif.
“Kita berharap mahasiswa dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat, terutama generasi Z, dengan pendekatan yang lebih efisien. Selalu jaga komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak,” tutur Abdusy Syakur.(*)