in

Pelesetan ‘Sarjana Air Galon’ oleh Legislator Garut Bikin Geram, Dinilai Cederai Integritas Pejabat Publik

Poto: Ahirudin Yunus, aktivis muda Garut

GARUTEXPO – Sebuah pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh anggota legislatif Garut berinisial “L” telah memicu kemarahan masyarakat luas. Dalam sebuah rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Garut, “L” menyebut gelar “Sarjana Agama (S.Ag)” sebagai “Sarjana Air Galon,” sebuah komentar yang dianggap merendahkan dan tidak pantas. Ucapan ini disampaikan dalam diskusi dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Senin (28/10/2024), yang membahas jabatan Direksi Perumda Tirta Intan Garut.

Pernyataan tersebut langsung mendapat reaksi keras dari masyarakat, terutama dari Ahirudin Yunus, aktivis muda Garut. Yunus mengkritik bahwa komentar tersebut mencerminkan ketidakmampuan seorang pejabat publik untuk menjaga moralitas dan integritas sebagai wakil rakyat.

“Ini bukan sekadar soal kata-kata. Pelesetan seperti itu menunjukkan ketidakpedulian terhadap perjuangan orang dalam mencapai pendidikan tinggi,” ujar Yunus, Senin (04/11/2024).

Lebih lanjut Yunus menerangkan, gelar akademik, apapun bentuknya, merupakan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang seharusnya dihargai oleh semua orang, terutama seorang pejabat publik. Baginya, melecehkan pencapaian akademik orang lain adalah tindakan yang tidak patut dan seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wakil rakyat.

Baca Juga  Buruh PT Dambi Internasional Gelar Aksi di Depan Kantor Bupati Garut, Jalan Pembangunan Lumpuh

Menurut Yunus, jika tindakan tersebut dibiarkan tanpa kritik, hal ini dapat memicu budaya meremehkan pendidikan dan prestasi orang lain.

“Sebagai pejabat publik, seharusnya anggota legislatif memberikan contoh yang baik, bukan malah merendahkan,” lanjutnya. Yunus juga menyerukan agar masyarakat Garut tetap menjunjung tinggi nilai sopan santun dan menghargai setiap pencapaian, baik akademik maupun profesional.

Ia juga mengingatkan bahwa ucapan pejabat publik memiliki dampak luas. “Bagaimana masyarakat bisa menghargai pendidikan, jika para pejabatnya sendiri memandang rendah gelar akademik?” tegas Yunus.

Kasus ini menjadi peringatan bagi pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata. Menghormati sesama, termasuk menghargai gelar akademik, adalah bentuk penghargaan atas kerja keras dan usaha yang telah dicapai seseorang.

“Setiap pencapaian, termasuk gelar akademik, patut dihormati. Mengolok-olok gelar hanya akan menurunkan martabat kita sebagai manusia,” pungkas Yunus.(*)

Ditulis oleh Kang Zey

Pastikan Bebas Narkoba dan Judi Online, 50 Personel Sat Samapta Polres Garut Jalani Tes Ketat

Dorong Transparansi Anggaran, Sekda Garut Tantang SKPD Percepat Usulan Standar Harga