GARUTEXPO – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, meresmikan SDN 4 Barusari, sebuah sekolah hasil renovasi yang kini berdiri kokoh dengan bahan inovatif berbasis limbah sampah. Peresmian yang berlangsung di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (6/2/2025), ini turut dihadiri oleh Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu, serta tamu undangan lainnya.
Sekolah ini sebelumnya mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang Garut pada September 2024. Berkat kolaborasi antara Yayasan Bakti Barito, Kitabisa, Happy Heart Indonesia, serta donatur lainnya, bangunan sekolah kini kembali berdiri dengan konsep tahan gempa menggunakan teknologi block solutions, sebuah material ramah lingkungan berbasis plastik daur ulang.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Garut, kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Bakti Barito, Kitabisa, dan Happy Heart Indonesia yang telah memfasilitasi pembangunan SDN 3 dan 4 Barusari. Kini, proses belajar mengajar bisa kembali berjalan dan para siswa sangat bahagia dengan sekolah baru mereka yang tahan gempa dan berbahan recycle ini,” ujar Barnas.
Lebih dari itu, Barnas juga menyampaikan ketertarikannya untuk mereplikasi teknologi block solutions di sekolah-sekolah lain di Garut, mengingat banyaknya manfaat yang diberikan.
“Ini inovasi luar biasa! Bisa membantu mengurangi sampah, tahan gempa, dan ringan. Kami ingin melihat bagaimana teknologi ini bisa diterapkan di lebih banyak sekolah di Garut,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu, menegaskan bahwa pembangunan SDN 3 dan 4 Barusari merupakan hasil dari gotong royong masyarakat Indonesia.
“Kami berhasil menggalang Rp1,7 miliar dengan hampir 84 ribu orang berdonasi melalui Kitabisa. Ini bukti bahwa jika kita bersatu, kita bisa menciptakan perubahan nyata,” kata Fifi.
Meskipun biaya konstruksi berbahan plastik daur ulang ini sedikit lebih mahal dibanding bangunan konvensional, Fifi menuturkan bahwa dampaknya sangat signifikan. Dengan menggunakan 9,4 ton plastik daur ulang, pembangunan sekolah ini juga membantu mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon.
“Ini langkah kecil, tetapi sangat berarti. Kami bangga bisa turut serta membantu Garut dalam mengatasi masalah sampahnya. Namun, perubahan terbesar tetap ada di tangan para siswa dan guru yang akan membangun masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Ia pun berharap, dengan adanya sekolah baru ini, anak-anak SDN 3 dan 4 Barusari dapat tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki semangat untuk meraih cita-cita mereka.
“Terima kasih kepada pemerintah daerah atas dukungannya, para guru atas dedikasinya, dan tentu saja para siswa—sekolah ini untuk kalian! Teruslah belajar dan bermimpi, karena kalian adalah harapan bangsa,” pungkasnya.(*)