GARUTEXPO — Tokoh politik dan pengusaha, H. Nadiman, akhirnya angkat bicara terkait pemecatannya dari Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Garut. Keputusan pemecatan ini diambil dalam sidang pleno partai beberapa hari lalu yang dilakukan di kantor DPD Golkar Garut.
Menurut Sekretaris Partai Golkar Garut, Deden Erlis, pemecatan ini disebabkan oleh dugaan pelanggaran aturan serius yang dilakukan oleh Nadiman.
Dalam wawancara eksklusif di Challenge Politic Talent, Senin, 11 November 2024, Nadiman mengungkapkan, dirinya belum menerima pemberitahuan resmi dari partai terkait pemecatan ini.
“Saya hanya mendengar kabar dari teman bahwa saya telah ‘diplenokan’ oleh DPD Kabupaten Garut,” ungkap Nadiman. Meski demikian, ia tetap menegaskan pentingnya menjaga etika dan moral dalam menjalankan organisasi politik.
Nadiman, yang selama ini dikenal sebagai sosok berpengaruh di Garut, juga membahas alasan dukungannya terhadap pasangan calon Helmi-Yudi dalam pemilihan kepala daerah, yang ia nilai mampu berkomunikasi dengan baik dalam membangun Garut. Menurutnya, dukungan ini tidak dilandasi motif pribadi, melainkan karena ia menginginkan pemimpin yang siap mendengarkan dan bekerja sama untuk kepentingan masyarakat.
“Pertimbangan utama saya hanya satu, yaitu komunikasi. Kalau sebelum terpilih saja komunikasi sulit, bagaimana nanti saat sudah menjabat sebagai bupati?” ujar Nadiman.
Ia juga menyayangkan keputusan partai yang dianggapnya tidak adil, mengingat kontribusinya selama bertahun-tahun untuk membesarkan Partai Golkar.
“Kita sudah puluhan tahun berjuang demi partai. Namun tiba-tiba, ada orang baru yang belum banyak berkontribusi justru lebih diapresiasi,” katanya.
Pernyataan Nadiman ini pun mengundang perhatian luas, mengingat kiprahnya yang cukup lama di Partai Golkar.
Sejumlah kalangan menilai pemecatan ini sebagai langkah yang mengejutkan dan kontroversial, sementara Nadiman sendiri menyatakan bahwa ia menyerahkan keputusan pada mekanisme internal partai.
Di sisi lain, Nadiman berharap agar siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin kelak bisa memimpin dengan bijaksana, serta tidak melupakan dukungan dari kader-kader setia yang selama ini berkontribusi besar bagi parta.(*)