GARUTEXPO – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, memimpin langsung pelaksanaan Gerakan Ring Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Cilampuyang, Kecamatan Malangbong, Kamis (23/1/2025). Langkah strategis ini dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yang dapat mengancam sektor peternakan di Kabupaten Garut.
Dalam sambutannya, Barnas menegaskan bahwa PMK adalah ancaman serius bagi kualitas ternak seperti sapi dan domba. Ia menekankan pentingnya tindakan preventif untuk mencegah dampak yang lebih luas.
“Distribusi ternak, khususnya menjelang Iduladha, akan sangat terganggu jika wabah ini tidak dikendalikan. Ini akan merugikan para peternak,” ujar Barnas.
Gerakan ini didukung oleh PT. Citra Agro Buana Semesta (CABS) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Sebanyak 158 dosis vaksin PMK dan LSD untuk sapi serta 200 dosis vaksin PMK untuk domba disediakan oleh perusahaan tersebut.
Direktur PT CABS, Yudi Guntara Noor, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah lanjutan dari upaya sebelumnya pada 2022 yang berhasil menekan kasus PMK di Kecamatan Malangbong.
“Dengan vaksinasi ini, kami berharap penyebaran PMK dapat dicegah, khususnya menjelang Iduladha, sehingga tidak ada pembatasan lalu lintas ternak,” kata Yudi.
Komitmen Pemerintah Pusat dan Kasus PMK di Garut
Pemerintah pusat turut mendukung upaya ini dengan menyiapkan 4 juta dosis vaksin untuk berbagai wilayah. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Sintong HMT Hutasoit, menegaskan bahwa vaksinasi akan dilakukan mulai Februari atau Maret 2025.
“Kami berharap langkah ini dapat mengatasi kasus PMK, terutama menjelang Iduladha, agar tidak ada pembatasan distribusi ternak,” ujar Sintong.
Di Kabupaten Garut sendiri, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan, Beni Yoga Gunasantika, melaporkan 233 kasus ternak sakit, 14 ternak mati, dan 9 ternak dipotong paksa akibat PMK. Pemerintah telah menyediakan 1.150 dosis vaksin, namun pelaku usaha peternakan diimbau untuk menambah vaksin secara mandiri.
Vaksinasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk petugas kesehatan hewan dan unit usaha peternakan. Peternak yang ternaknya telah divaksin juga akan menerima sertifikat kesehatan sebagai jaminan kualitas.
Harapan dan Langkah ke Depan
Dengan gerakan vaksinasi yang berlangsung hingga September, pemerintah berharap dapat meminimalkan dampak PMK dan menjaga keberlanjutan sektor peternakan di Garut.
“Semoga langkah ini mampu mengembalikan kepercayaan peternak dan memastikan distribusi ternak berjalan lancar,” tutur Barnas.(*)