GARUTEXPO– Ketua LSM Perkara, Harun Ar Rasyid, meluapkan kekecewaannya setelah audiensi yang sudah lama direncanakan harus dijadwalkan ulang oleh Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Garut. Menurut Setwan, penjadwalan ulang tersebut terjadi karena para anggota dewan, termasuk Badan Kehormatan, sedang sibuk dengan agenda di luar kantor.
Harun menyayangkan pembatalan ini, terlebih karena tujuan audiensi adalah mempertanyakan komentar kontroversial dari anggota DPRD Garut Fraksi PKB berinisial L, yang disebut memplesetkan gelar S.Ag menjadi “Sarjana Air Galon.” Hal ini dianggap merendahkan martabat pemilik gelar tersebut.
“Sebagai Ketua LSM Perkara, saya sangat kecewa. Surat kami sudah disampaikan cukup lama, tetapi malah dibatalkan sepihak,” ujar Harun kepada awak media, Selasa, 19 November 2024.
Harun juga menegaskan bahwa pihaknya hanya meminta kehadiran anggota DPRD yang relevan, terutama inisial L alias Luki, bersama dua anggota Fraksi PKB lainnya. Menurutnya, kehadiran Luki adalah hal utama untuk menjelaskan maksud di balik pernyataan yang dianggapnya “bodoh” tersebut.
“Kami ingin mendengar langsung apa maksud dari ucapan itu. Gelar S.Ag kami dapatkan dengan perjuangan, tidak pantas diplesetkan seperti itu,” tegas Harun.
Harun meminta agar Setwan segera mengatur ulang jadwal audiensi dan memastikan kehadiran pihak yang bersangkutan. “Kami tidak meminta semua fraksi hadir, cukup dua atau tiga orang, termasuk Luki,” lanjut Harun.
Sementara itu, Subkor Pelaksanaan Aspirasi Setwan DPRD Garut, Afgan, menjelaskan bahwa permohonan audiensi dari LSM Perkara sudah didisposisikan kepada pimpinan DPRD dan Fraksi PKB. Namun, kebijakan terkait jadwal tetap berada di tangan pimpinan DPRD atau fraksi terkait.
“Kami hanya memfasilitasi. Namun, saat ini DPRD Garut memang sedang sibuk mempersiapkan rapat pansus, banggar, dan beberapa agenda lainnya, termasuk kunjungan kerja ke Yogyakarta beberapa hari lalu,” ujar Afgan saat di wawancarai awak media, Senin, 18 November 2024.
Kasus ini terus menjadi sorotan, terutama dari publik yang menanti penjelasan langsung dari anggota DPRD terkait komentar yang memicu kontroversi tersebut.(*)