GARUTEXPO– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Kabupaten Garut untuk mengoptimalisasi program perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) pada tahun 2024. FGD ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pejabat Pemkab Garut dan perwakilan SKPD, Rabu, 28 Februari 2024, di Hotel Harmoni Garut.
Menurut Romie Erfianto dari BPJS Ketenagakerjaan, masih rendahnya kepesertaan Jamsostek di sektor informal di Garut, sekitar 22.3%, membutuhkan perluasan coverage. Melalui FGD ini, mereka berupaya meningkatkan literasi dan edukasi tentang perlindungan jaminan sosial, terutama bagi pekerja di sektor informal.
“Sy mengajak ASN Pemkab Garut untuk terlibat dalam memberikan perlindungan kepada pekerja di sekitar mereka, termasuk melalui program 1 ASN 1 pekerjaan rentan. Ia juga menyoroti kepatuhan perusahaan dalam menyertakan pekerjanya dalam program Jamsostek,”ujarnya.
Diharapkan melalui FGD ini, pelaksanaan program Jamsostek di Garut dapat meningkatkan coverage, sesuai dengan target nasional 70% untuk tahun 2024. Pihak BPJS Ketenagakerjaan juga akan berupaya menyelaraskan data dan menggugah kesadaran pemilik industri untuk memberikan perlindungan kepada para pegawainya.
Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, menekankan pentingnya perlindungan bagi pekerja dalam menjalani kehidupan kerja. Mereka akan mencoba mengevaluasi target kepesertaan dan mencari cara untuk meningkatkannya, termasuk dengan menjangkau sektor-sektor yang belum terjamah seperti pasar dan tempat rekreasi.
“Model keselamatan di tempat-tempat rekreasi dengan risiko tinggi harus dipertimbangkan untuk diberikan jaminan,” tambahnya. Hal ini menjadi penting karena setiap langkah pekerja penuh dengan risiko, dan perlindungan jaminan ketenagakerjaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan.(*)