in

Harga Beras Melonjak ke Rekor Tertinggi, Warga Antre Berjam-Jam untuk Mendapatkan Beras Murah

GARUTEXPO– Harga beras di Indonesia mencapai “puncak tertinggi dalam sejarah,” menyentuh Rp14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.000 per kilogram untuk beras premium, menurut pedagang pasar dan pengamat pertanian. Ratusan warga terlihat rela antre berjam-jam untuk mendapatkan beras murah yang disediakan pemerintah melalui operasi pasar.

Menurut pengamat pertanian, kenaikan ini diprediksi akan berlanjut hingga musim panen April 2024 karena dampak El Nino yang membuat musim tanam terganggu. Produksi padi juga turun sekitar satu juta ton pada tahun 2023. Langkah strategis seperti operasi pasar dan pemantauan distributor telah diambil oleh Kementerian Perdagangan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan dan Idul Fitri.

Di beberapa daerah, seperti Sumedang, Kota Bandung, Bekasi, hingga Probolinggo, puluhan warga terlihat mengantre untuk mendapatkan beras murah. Namun, antrean panjang dan kelelahan telah menyebabkan beberapa warga mengalami kesulitan. Seorang ibu rumah tangga bahkan pingsan setelah mengantre selama 2,5 jam.

Sementara itu, harga beras medium telah naik dari Rp9.000-Rp10.000 menjadi Rp13.000-Rp14.000 per kilogram, dan beras premium dari Rp12.000-Rp14.000 menjadi Rp17.000-Rp18.000 per kilogram.

Penyebab dan Dampak Kenaikan Harga

Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan iklim yang menyebabkan gagal panen di beberapa wilayah. Namun, sejumlah pengamat mengkritik pernyataan tersebut, mengklaim bahwa kebijakan politis dan ekonomi global juga turut berperan.

Baca Juga  Pemerintah Umumkan Jadwal Pencairan Bansos PKH 2024, Begini Cara Cek Bansos Mudah Lewat HP

Salah satu faktor penyebab kenaikan harga adalah turunnya produksi padi pada tahun 2023 karena efek El Nino. Selain itu, larangan ekspor beras oleh India dan kebijakan bansos yang berlebihan juga memengaruhi harga beras di pasar domestik.

Solusi Pemerintah dan Harapan Pelaku Bisnis

Pemerintah berencana untuk meningkatkan distribusi beras melalui program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta mengimpor 2 juta ton beras dari Thailand. Namun, ada kekhawatiran agar impor tersebut tidak mengganggu panen raya petani yang diperkirakan pada bulan April-Mei.

Pelaku bisnis seperti pedagang nasi goreng dan warung Tegal berharap agar harga beras dapat stabil dan barangnya tersedia. Beberapa di antaranya telah melakukan penyesuaian, seperti mengurangi penggunaan bahan baku untuk menekan harga produksi.

Dengan demikian, situasi harga beras yang sedang naik menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pelaku bisnis, sambil berupaya mencari solusi yang terbaik untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasaran.(*)

Ditulis oleh Kang Zey

Kementerian ESDM Ungkapkan Harga Minyak Dunia Terus Meningkat, Sinyal Kenaikan Harga BBM Non Subsidi

Contoh CV Ideal

5 Tips Contoh CV Ideal untuk Fresh Graduate Agar Diterima Kerja