GARUTEXPO– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara langsung mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga minyak mentah dunia masih terus berlanjut, dengan potensi pengaruh signifikan terhadap harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, tren naiknya harga minyak dunia didorong oleh ketegangan yang masih tinggi di Timur Tengah, yang berdampak langsung pada sisi logistik minyak mentah secara global.
Tutuka menyatakan bahwa kondisi intensitas di Timur Tengah yang masih tinggi telah mengganggu logistik minyak mentah, sehingga mempengaruhi harga minyak dunia secara keseluruhan. Dalam konteks ini, Tutuka memberikan sinyal bahwa harga BBM non subsidi di Indonesia kemungkinan akan mengalami kenaikan pada bulan depan sebagai dampak dari konflik yang terus berlangsung di Timur Tengah.
“Hal ini karena intensitas di Timur Tengah masih tinggi dan mengganggu logistik, sehingga akhirnya mempengaruhi harga. Saya setuju bahwa harga BBM kemungkinan akan naik karena tren harga minyak cenderung terus meningkat,” ujarnya.
Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan, terutama karena kekhawatiran akan pasokan yang masih terganggu akibat ketegangan di Timur Tengah. Pada Senin (19/2/2024), harga minyak mentah Brent ditutup pada posisi US$83,56 per barel, mengalami kenaikan sebesar 0,11 dari posisi sebelumnya. Sementara itu, perdagangan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tidak berlangsung karena libur Hari Presiden di AS.
Pergerakan harga minyak Brent dan WTI dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan kenaikan sekitar 1,5% dan 3% secara berturut-turut, yang dipicu oleh meningkatnya risiko konflik di Timur Tengah. Konflik tersebut kembali memanas akhir pekan lalu ketika serangan dari Israel membuat rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi dengan normal.(*)