Disadari atau tidak, anoa memiliki badan yang menyerupai kerbau. Maka itu, yuk kenali ciri-ciri hewan anoa agar tidak tertukar dengan jenis mamalia lainnya.
Sama seperti kerbau, anoa merupakan hewan mamalia dengan marga Bubalus. Sebab itu, kedua hewan tersebut memiliki bentuk tubuh yang hampir sama.
Kemiripan tersebut pun membuat anoa mendapat julukan “dwarf buffalo” atau kerbau kerdil.
Meski begitu, kita masih dapat membedakan kedua hewan itu berdasarkan ukuran tubuhnya.
Jika dibandingkan dengan kerbau, anoa memiliki tinggi dan berat badan yang lebih kecil.
Hewan langka tersebut memiliki bobot sekitar 100–300 kg dengan tinggi mencapai 80–100 cm.
Sementara itu, kerbau dewasa dapat tumbuh hingga 900 kg dengan tinggi mencapai 1,7 meter.
Taksonomi atau Klasifikasi Anoa
Sebelum membahas mengenai ciri-ciri hewan anoa, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu klasifikasi dari satwa yang dilindungi tersebut.
Untuk mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan karakteristiknya, dalam ilmu biologi terdapat istilah taksonomi.
Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang penamaan dan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.
Dengan mempelajari hal tersebut, kita dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara anoa dengan jenis mamalia lainnya.
Berikut ini merupakan klasifikasi taksonomi dari hewan anoa:
Inilah 5 Ciri-Ciri Hewan Anoa
Selain tubuhnya yang menyerupai kerbau, wajah anoa juga mirip dengan sapi. Selain itu, kuku dari hewan tersebut juga sama dengan banteng.
Supaya dapat membedakan anoa dengan jenis mamalia lainnya, artikel ini akan membahas mengenai ciri-ciri dari hewan endemik asal Sulawesi tersebut.
1. Bentuk Fisik
Anoa dewasa memiliki kulit tebal yang dilapisi dengan bulu tipis berwarna hitam atau cokelat gelap.
Terdapat juga bulu putih yang tumbuh di bagian depan kaki, tenggorokan, hingga tengkuk mereka.
Anoa mempunyai tubuh kekar dengan bagian belakang lebih tinggi dari bahu.
Ketika tumbuh dewasa, hewan tersebut memiliki tinggi badan mencapai 110 cm dengan berat sekitar 150–300 kg.
Selain itu, anoa dewasa memiliki tanduk panjang berbentuk segitiga yang mengarah ke belakang secara diagonal.
Tanduk anoa jantan memiliki panjang 30 cm, sementara berkisar betina 25 cm.
Dengan tanduk tersebut, anoa dapat dengan mudah menerobos semak belukar di hutan.
Baca Juga : 7 Hewan Khas Benua Antartika, Ada yang Bobotnya Mencapai 200 Ton!
2. Reproduksi
Seperti hewan mamalia lainnya, anoa berkembang biak dengan cara melahirkan, atau vivipar dalam istilah biologi.
Umumnya, herbivora tersebut sudah bisa melakukan perkawinan saat berusia dua tahun.
Selain itu anoa juga tidak memiliki musim kawin, sehingga mereka dapat berkembang biak sepanjang tahun.
Masa kehamilan anoa betina relatif panjang, mereka biasanya akan mengandung selama 275–315 hari.
Saat proses melahirkan, sang induk memilih untuk memisahkan diri dari pasangannya.
Selanjutnya, induk anoa akan melakukan penyapihan ketika sang anak telah berusia 9 bulan.
Meski dapat melahirkan dua keturunan sekaligus, biasanya hanya satu yang mampu bertahan hidup.
3. Perilaku
Meskipun tinggal di alam liar, anoa cenderung hidup secara soliter atau menyendiri.
Hewan yang menjadi maskot Pulau Sulawesi itu termasuk dalam golongan hewan diurnal. Mereka biasanya aktif pada pagi hingga sore hari
Aktivitas yang dilakukan anoa selain mencari makan adalah berkubang. Maka itu, mereka lebih senang tinggal di dekat rawa-rawa.
Mereka juga termasuk hewan yang sangat teritorial atau cenderung menjaga wilayahnya.
Untuk menandai teritorinya, anoa jantan membuat goresan di pohon dengan tanduknya dan kerap meninggalkan jejak urine di tanah.
Baca Juga : 12 Nama Nama Ikan Cupang Beserta Gambarnya, Mana Favoritmu?
4. Makanan
Anoa merupakan hewan herbivora. Di habitat aslinya, makanan mereka adalah pakis, tanaman air, rumput, palem, hingga jahe.
Jika di sekitar habitat terdapat tanaman buah, hewan tersebut akan memakan buah-buah yang jatuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
5. Habitat
Terdapat dua jenis anoa yang mendiami hutan di Sulawesi, yaitu anoa dataran rendah dan pegunungan.
Sesuai dengan namanya, anoa dataran rendah mendiami hutan Sulawesi dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Spesies anoa tersebut biasanya menghindari kawasan hutan yang telah terjamah oleh manusia.
Mereka juga sangat menyukai wilayah yang lebih rimbun untuk berteduh dari panas matahari.
Sementara itu, anoa pegunungan hidup di wilayah yang memiliki ketinggian 1.000–2.300 mdpl.
Nah itulah ciri-ciri hewan anoa, satwa endemik asal Sulawesi yang keberadaannya kian terancam oleh perburuan manusia.
Jangan lupa ya, update terus informasi menarik lainnya terkait lingkungan hidup melalui Garutexpo.com.
Semoga bermanfaat!