GARUTEXPO – Keberadaan Kepala Desa Cisewu, Cecep Supriadi, menjadi misteri setelah ia diduga terlibat penyelewengan dana desa tahun anggaran 2024. Inspektorat Daerah Garut yang menggelar audit investigasi dari 28 Oktober hingga 8 November 2024 menemukan indikasi kuat adanya penyalahgunaan dana desa. Namun, sejak saat itu, Kades Cecep menghilang tanpa jejak, meninggalkan berbagai persoalan di Desa Cisewu.
“Setelah pemeriksaan, Pak Kades seperti menghilang. Kami sudah mencarinya ke rumah dan tempat yang biasa ia datangi, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Nomor teleponnya juga tidak aktif,” ujar Sekretaris Desa Cisewu, Beben Sopandi, Kamis (28/11/2024).
Pelayanan Desa Terganggu
Pasca-menghilangnya Kades Cecep, Beben terpaksa mengambil alih sebagian tugas kepala desa, terutama untuk urusan administratif. Namun, beberapa dokumen penting seperti pembuatan akta jual beli (AJB) dan pengajuan tabungan pensiun (taspen) terpaksa ditunda karena memerlukan tanda tangan langsung dari kepala desa.
“Saat ini, pelayanan desa berjalan normal meski sempat terganggu ketika kantor desa disegel warga. Kami tetap melayani masyarakat dari bangunan belakang kantor desa yang biasanya dipakai oleh lembaga desa,” jelas Beben.
Selain itu, ketiadaan Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintah Desa (TPAPD) menjadi persoalan baru bagi perangkat desa. Beben mengungkapkan bahwa dana tunjangan yang seharusnya diberikan oleh Gubernur Jawa Barat itu diduga sudah diambil oleh Kades Cecep.
“Yang kami terima hanya penghasilan tetap (siltap) karena langsung ditransfer ke rekening masing-masing perangkat desa,” sambungnya.
Rumor Keberadaan Kades Cecep
Rumor tentang keberadaan Kades Cecep terus berkembang di tengah warga. Ia disebut-sebut sudah meninggalkan rumahnya di Kampung Dangur, Desa Cisewu, dan tinggal bersama istri mudanya di luar desa. Namun, ada juga kabar bahwa ia tidak lagi bersama istri mudanya.
“Informasinya simpang siur. Kami benar-benar tidak tahu di mana dia sekarang,” kata Beben.
Sementara itu, seorang warga Desa Pamalayan mengaku kecewa dengan Kades Cecep karena sempat meminjam mobil rental miliknya selama tiga minggu tanpa membayar sewa.
“Untung mobilnya sudah kembali. Kalau tidak, saya juga akan kesulitan mencarinya,” ungkap wanita paruh baya tersebut.
Tuntutan Mundur dan Audit
Hilangnya Kades Cecep terjadi setelah warga menuntutnya mundur dari jabatan akibat dugaan penyelewengan dana desa. Audit Inspektorat Garut menjadi pemicu utama mengapa ia memilih menghilang. Namun hingga kini, misteri keberadaannya belum terpecahkan, meninggalkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat Desa Cisewu.
Pihak berwenang diharapkan segera mengambil tindakan untuk menuntaskan persoalan ini dan mengembalikan stabilitas pelayanan di Desa Cisewu.(*)