GARUTEXPO – Seorang aktivis asal Desa Pasirkiamis, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Ridwan, menyatakan pandangannya terkait isu Negara Islam Indonesia (NII) yang sempat menghebohkan wilayah Pasirkiamis dan sekitarnya. Meskipun kasus ini telah terungkap beberapa waktu lalu dan beberapa tersangka telah divonis, Ridwan menegaskan bahwa persoalan ini tidak sekadar urusan hukum, tetapi juga persoalan ideologi yang tidak akan hilang begitu saja.
“Kalau berbicara tentang ideologi, itu pasti ada turun-menurun. Artinya, enggak mungkin hilang begitu saja,” ujar Ridwan kepada garutexpo.com, Selasa, 10 September 2024.
Lebih lanjut, Ridwan menyebutkan bahwa meskipun kelompok-kelompok tersebut mungkin terlihat berdiam diri saat ini, hal itu bisa jadi karena mereka khawatir akan adanya penangkapan lebih lanjut.
“Yang namanya ideologi itu harus betul-betul dibina oleh pemerintah. Artinya, pemerintah juga harus jeli melihat rentetan atau regenerasi yang terjadi,” jelasnya.
Ridwan juga mengkritik sikap pemerintah yang dianggap kurang proaktif dalam menangani persoalan ideologi yang dianggap berbahaya ini.
“Jangan sampai pemerintah baru bertindak setelah kejadian terjadi. Jangan begitu. Karena ideologi ini, menurut undang-undang, sangat berbahaya,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan efektivitas upaya pembinaan yang dilakukan terhadap para mantan simpatisan NII.
“Ketika ditangkap, apakah mereka betul-betul kembali ke NKRI? Secara lisan mungkin saja iya, tapi namanya keyakinan itu tidak semudah itu berubah,” katanya.
Ridwan menekankan pentingnya pengawasan dan pembinaan yang intensif oleh pemerintah dan aparat penegak hukum. “Jangan sampai ideologi-ideologi perusak negara ini terus berkembang,” paparnya.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap pembinaan yang dilakukan di tingkat desanya terhadap isu NII. “Kalau saya lihat, apa istilahnya, acuh tak acuh lah gitu kan. Artinya mungkin pada dasarnya pun sudah mengetahui hal ini. Banyak hal yang menurut saya ditutupi,” ujarnya.
Ridwan berharap adanya sinergi antara berbagai pihak dalam menangani persoalan ideologi ini. “Ideologi ini harus benar-benar ditangani dari atas sampai ke tingkat bawah dengan bersinergi. Jangan dibiarkan begitu saja,” sambungnya.
Ia juga mengimbau agar pihak kecamatan atau pemerintah Kabupaten turun ke lapangan untuk melihat, mengkaji, dan mendalami situasi dengan lebih serius. “Jangan sampai baru muncul masalah, baru bertindak. Itu kan lucu seperti film,” tandasnya.(*)