in

Miris! Kekurangan Ruang Kelas, Siswa SMKN 14 Garut Terpaksa Belajar di Ruang Bengkel

Foto: Bangunan SMKN 14 Garut.

Garutexpo.com — Kondisi memprihatinkan tengah dialami Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 14 Garut. Sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Pasirwangi, Kabupaten Garut, ini terpaksa menjadikan ruang bengkel sebagai ruang kelas darurat akibat kekurangan fasilitas belajar. Dengan jumlah siswa mencapai 111 orang, sekolah ini hanya memiliki 21 ruang kelas, jumlah yang dinilai jauh dari ideal.

Staf Kesiswaan SMKN 14 Garut, Maulana Yusuf, mengungkapkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana tersebut bahkan sempat memaksa pihak sekolah menerapkan sistem belajar dua shift pada tahun 2024.

“Dulu tahun 2024 kita sempat pakai sistem dua shift. Siswa shift pertama masuk jam 07.00 pagi, sedangkan shift kedua masuk jam 12.00 dan pulang jam 16.00. Kita tidak bisa sampai sore karena angkutan umum di sini sudah tidak ada kalau sore” ujar Maulana, saat di konfirmasi garutexpo.com, Jumat (10/10/2025).

Saat ini sistem dua shift memang sudah tidak diterapkan karena siswa kelas XII sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL). Ruang kelas yang ditinggalkan sementara dimanfaatkan oleh siswa kelas lain.

“Sekarang siswa kelas 12 sedang PKL, jadi ruangannya bisa dipakai oleh adik kelasnya. Tapi ke depan, kelas 11 juga sudah bisa PKL sesuai aturan baru, jadi sistemnya di-rolling,” jelasnya.

Kendati demikian, Maulana mengakui bahwa meskipun sebagian siswa sedang PKL, ruang belajar di SMKN 14 Garut masih sangat terbatas. Akibatnya, beberapa ruang bengkel dan area praktik terpaksa disulap menjadi ruang kelas sementara.

“Meskipun ada yang PKL, ruang kelasnya tetap pas-pasan. Bengkel juga akhirnya dipakai buat belajar,” tambahnya.

Pihak sekolah, kata Maulana, sudah berulang kali mengajukan permohonan bantuan pembangunan ruang kelas baru ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, namun hingga kini belum juga ada realisasi.

“Kita sudah ajukan bantuan ke provinsi, tapi memang sampai sekarang belum terealisasi,” ungkapnya.

Maulana juga menyinggung pernyataan salah satu pejabat provinsi yang pernah menyarankan agar sekolah tidak menerima siswa baru apabila ruang belajar tidak mencukupi. Namun, menurutnya, hal itu sulit diterapkan mengingat banyak anak di sekitar Pasirwangi yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMK.

“Dulu Pak Kang Dedi Mulyadi pernah bilang kalau kekurangan ruang kelas jangan menerima siswa. Tapi kalau kita tidak menerima siswa baru, bagaimana dengan anak-anak yang ingin melanjutkan sekolahnya? Mereka juga butuh pendidikan,” ucap Maulana dengan nada prihatin.

Ia berharap ke depan pemerintah dapat memperhatikan kondisi sekolah-sekolah di wilayah pinggiran Garut seperti SMKN 14.

“Kami berharap siswa yang lulus dari sekolah ini bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, dan yang ingin bekerja bisa diterima di perusahaan besar. Tapi tentu semuanya butuh dukungan fasilitas belajar yang layak,” tuturnya.(*)

Ditulis oleh Kang Zey

Kades Cintarakayat Apresiasi Pemkab Garut dan Forkopimcam Samarang: Warga Gotong Royong Bangun Kembali Rumah Korban Kebakaran

KPK Sambangi Garut! Bupati Syakur Sebut Tak Ada Ruang untuk Korupsi di Pemerintahan Kami