GARUTEXPO – Dua rumah di Desa Cintarakyat, Kecamatan Samarang, Garut, amruk akibat hujan deras dan angin kencang yang terjadi, Minggu, 17 November 2024, dini hari. Rumah pertama berukuran 10×5 meter milik Elis (43), warga RT 03 RW 04 Kampung Ciroyom, roboh sekitar pukul 01.30 WIB. Rumah kedua di Kampung Babakan Cisanca ambruk beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 03.00 WIB.
Kepala Desa Cintarakyat, Hendra Gumilar, S.H.,M.H, menjelaskan bahwa kedua rumah tersebut mengalami kerusakan struktural sejak gempa beberapa waktu lalu.
“Sebelumnya sudah ada retakan pada dinding akibat pergeseran pondasi, tapi kondisinya belum terlalu parah. Namun, hujan deras dan angin kencang membuat pondasi tidak mampu menopang beban sehingga dinding ambruk. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” jelas Hendra saat di wawancarai garutexpo.com, Senin, 18 November 2024.
Lebih lanjut Hendra menerangkan, faktor usia bangunan yang tua dan struktur pondasi yang lemah menjadi salah satu penyebab utama keruntuhan rumah tersebut.
“Rumah-rumah ini sebelumnya memang sudah tidak layak huni. Ketahanan genting juga tidak kuat menahan angin kencang,” tutur Hendra.
Sebelum kejadian, kerusakan rumah sempat dilaporkan kepada pemerintah, tetapi karena dianggap ringan, belum ada bantuan yang diterima.
“Kerusakan tercatat, tetapi belum mendapatkan bantuan karena dinilai tidak parah. Namun, hujan deras dan angin semalam memperparah keadaan hingga rumah roboh,” lanjutnya.
Pasca kejadian, pemerintah desa bersama masyarakat setempat, yang dipimpin Ketua RW dan RT, langsung melakukan gotong royong untuk membantu korban.
“Kami bahu-membahu meruntuhkan sisa bangunan dan memperkuat pondasi agar rumah dapat direnovasi kembali,” ujar Hendra.
Sementara itu, pemerintah desa tengah menyusun laporan resmi untuk disampaikan ke Pemerintah Kecamatan, Dinas Sosial, Dinas Perumahan dan Permukiman, serta Pj Bupati Garut.
“Surat resmi akan segera dikirimkan hari ini. Kami berharap bantuan cepat diberikan mengingat ini adalah musibah mendesak,” ujarnya.
Kondisi ekonomi kedua keluarga korban juga menjadi perhatian serius. Pemilik rumah di Kampung Ciroyom, Elis, adalah ibu dari empat anak, sementara suaminya bekerja sebagai buruh harian lepas di luar kota.
“Keluarga ini termasuk kategori tidak mampu. Dengan jumlah tanggungan yang banyak, bantuan sangat diperlukan untuk meringankan beban mereka,” jelas Hendra.

Hendra menegaskan bahwa musibah ini merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah desa juga telah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Bencana untuk mempercepat proses bantuan.
“Semoga ada perhatian dari semua pihak, sehingga kedua keluarga ini bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak,” pungkasnya.(*)