GARUTEXPO – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Garut (UNIGA) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mendukung inovasi pertanian. Dipimpin oleh Ketua BEM Pandi Irawan, mereka sukses menggelar pelatihan teknik okulasi bibit jeruk Garut, berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
Kegiatan tersebut berlangsung di UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura Cisurupan, Garut, dengan tujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam praktik perbanyakan tanaman secara vegetatif.
“Kami percaya mahasiswa tidak hanya perlu dibekali dengan teori, tetapi juga kemampuan praktis. Kegiatan ini adalah cara kami mempersiapkan generasi muda untuk berkontribusi di dunia pertanian modern,” ujar Pandi Irawan kepada garutexpo.com, Minggu, 17 November 2024.
Teknik okulasi, atau dikenal sebagai teknik tempel mata tunas, dipilih karena dinilai efektif dalam menghasilkan bibit berkualitas unggul. Mahasiswa mendapatkan bimbingan langsung dari para ahli di Dinas Pertanian Kabupaten Garut. Para instruktur menjelaskan secara detail tahapan okulasi, mulai dari memilih mata tunas berkualitas, teknik pemotongan yang benar, hingga menempelkan mata tunas pada batang bawah.
“Semangat para mahasiswa sangat luar biasa. Kami senang dapat berbagi ilmu, dan kami berharap teknik ini bisa menjadi bekal mereka untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, terutama di Garut,” ungkap salah satu instruktur.
Mahasiswa yang hadir terlihat antusias mempraktikkan teknik ini secara mandiri. Pengawasan ketat dari instruktur memastikan bahwa setiap peserta dapat menguasai teknik dengan baik. Salah seorang mahasiswa mengungkapkan rasa bangganya.
“Ini pengalaman luar biasa. Kami bisa belajar langsung dari para ahli dan merasakan langsung proses yang selama ini hanya dipelajari di kelas,” katanya.
Selain meningkatkan kompetensi individu, kegiatan ini juga diharapkan berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian lokal.
“Kami ingin ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat untuk kami, tetapi juga untuk masyarakat, terutama petani lokal,” tambah Pandi.
Pandi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi berkelanjutan di sektor pertanian.
“Kami berharap, sinergi ini terus berlanjut dan mampu melahirkan program-program baru yang lebih inovatif,” tuturnya.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen BEM KBM Faperta UNIGA dalam menjembatani teori dan praktik, sekaligus memperkuat peran akademisi muda dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan potensi besar yang dimiliki Garut sebagai penghasil hortikultura unggulan, langkah ini menjadi fondasi kuat dalam menciptakan generasi petani muda yang inovatif dan siap bersaing di masa depan.(*)