in

Ketua FPPG Kritik Pedas Kepala Cabang BRI: Gagal Pimpin dan Tak Hormati DPRD

Foto: Asep Nurjaman Saat melakukan Aksi Demonstrasi

GARUTEXPO – Ketua Forum Pemuda Peduli Garut (FPPG), Asep Nurjaman, melontarkan kritik tajam terhadap Kepala Cabang Pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang absen dalam audiensi bersama Komisi III DPRD Garut, Senin, 18 November 2024. Audiensi ini membahas kasus dugaan penipuan yang melibatkan oknum pegawai BRI dan merugikan 90 warga Desa Cimaragas dan Cihuni, Kecamatan Pangatikan.

“Kepala cabang pusat, sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas operasional dan manajemen BRI, seharusnya hadir. Ini menunjukkan ketidakseriusan dalam menangani kasus besar seperti ini. Bagaimana bisa seorang pucuk pimpinan menghindar dari tanggung jawab?” tegas Asep kepada garutexpo.com, Selasa, 19 November 2024.

Menurutnya, absennya kepala cabang menunjukkan lemahnya komitmen BRI dalam menjaga tata kelola perusahaan yang baik. Asep juga mempertanyakan integritas kepala cabang dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan.

“Kalau tata kelola perusahaan dilakukan dengan baik, kasus seperti ini tidak akan terjadi. Ini jelas kegagalan pimpinan. Perekrutan SDM tidak terawasi, pembinaan berkelanjutan abai, dan pengawasan internal minim. Kasus seperti ini bukan yang pertama, sebelumnya sudah ada kasus serupa di BRI,” lanjut Asep.

Baca Juga  130 Petani dari Tiga Kecamatan di Garut Ikuti Pelatihan Penggunaan Herbisida Terbatas

Asep menilai absennya kepala cabang pusat dalam audiensi sebagai tindakan yang tidak menghormati lembaga DPRD dan aspirasi masyarakat.

“Ini Dewan Perwakilan Rakyat, yang mewakili masyarakat. Kalau kepala cabang saja tidak mau hadir, apa ini bukan bentuk meremehkan kasus besar ini?” katanya.

Dalam audiensi tersebut, pihak BRI hanya mengirimkan perwakilan dari tingkat bawah, yang menurut Asep tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan atau kebijakan strategis. Hal ini semakin memperkuat rasa kecewa masyarakat terhadap sikap pimpinan BRI.

“Yang hadir hanya bawahan, tanpa kapasitas untuk menyelesaikan masalah. Kepala cabang pusat harus bertanggung jawab penuh, baik secara operasional maupun manajerial. Saya kecewa, sangat kecewa,” pungkas Asep.

Kasus ini menjadi sorotan serius karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap salah satu bank terbesar di Indonesia. Audiensi tersebut diharapkan mampu mendorong penyelesaian yang adil bagi para korban dan perbaikan sistem internal BRI agar kasus serupa tidak terulang.(*)

Ditulis oleh Kang Zey

Aksi Berani! Polres Garut Lumpuhkan Residivis Curas dengan Senjata Api Laras Panjang

Dana Desa Selaawi Diduga Disunat, Kepala Desa Terancam Dilaporkan ke Penegak Hukum