in

Jelang “Pasanggiri Mojang-Jajaka” Anak Jawa Barat 2024: Ajang Menggali Kebanggaan Budaya Sejak Dini

GARUTEXPO– Menjelang pelaksanaan “Pasanggiri Mojang-Jajaka” Anak Jawa Barat 2024, antusiasme mulai terlihat dari berbagai kalangan masyarakat. Ajang yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya Sunda sejak usia dini, dengan peserta mulai dari usia 3 hingga 15 tahun.

Kebudayaan adalah Sistem Nilai dalam Produk Budaya

Tertuang dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2017 bahwa Mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa; memperkaya keberagaman budaya; memperteguh jati diri bangsa; dan melestarikan warisan budaya bangsa adalah yang ingin dicapai Pemajuan Kebudayaan, dimana dalam Undang-undang tersebut disebutkan adanya 10 Objek Pemajuan Kebudayaan yang dalam pengejawantahannya ditambah dengan Cagar Budaya yang Undang-undangnya terbit lebih dulu, yakni Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010.

Nilai-nilai luhur budaya bangsa tersebut diantaranya tertuang serta tersirat dalam tata-cara berias dan berpenampilan (Pengetahuan Tradisional), keterampilan mempertunjukan Kesenian (Seni), dan adab berbahasa / berbicara (Bahasa), dengan segenap unsur yang terkandung didalamnya sehingga turut memperkaya keragaman budaya dan selanjutnya akan memperteguh jati diri bangsa, sehingga tak heran jika hal tersebut menjadi bagian dari 10 (sepuluh) objek pemajuan kebudayaan yakni termasuk kedalam objek Pengetahuan Tradisional (berbusana dan kebiasaan berprilaku), Seni dan Bahasa serta Adat-Istiadat.

Ada nilai dalam objek pemajuan kebudayaan tersebut, dan nilai inilah yang coba untuk “dikelola” demi Pemajuan Kebudayaan itu sendiri. Upaya untuk melestarikan warisan budaya bangsa tersebut diantaranya … sekali lagi, diantaranya bisa dirangsang keberadaannya melalui ajang “Pasanggiri Mojang-Jajaka” Jawa Barat untuk kategori Anak-anak yakni yang akan diikuti oleh Peserta usia Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Pertama, atau mulai usia 3 th sampai dengan 15 th. Pemikiran pihak penyelenggaran singkat saja sebetulnya ; bagaimana mungkin bisa ada “Mojang dan Jajaka” Remaja serta Dewasa jika tak melalui masa anak-anak dulu? Karena menyangkut pewarisan nilai tentu tak bisa instant jika ingin nilai tersebut bertahan dan kokoh adanya.

Pelaksanaan Pasangiri Mojang-Jajaka sebelumnya di tahun 2023

Kegiatan “Pasanggiri Mojang-Jajaka” memang rutin dilaksanakan oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan menampilkan Peserta perwakilan dari tiap Kota/Kabupaten yang merupakan pemenang dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di Kota/Kabupaten di Jawa Barat. Namun jarang sekali di Kota/Kabupaten tersebut yang melaksanakan kegiatan “pembinaan” sebelum menuju ke kegiatan tersebut –sebagaimana diketahui bahwa pelaksanakan kegiatan Pasanggiri Mojang-Jajaka di tingkat Jawa Barat hanya diikuti oleh Peserta untuk usia 16 s.d 24 tahun, sedangkan kegiatan berupa pembinaan untuk peserta dibawah usia tersebut tidak semua Kota/Kabupaten yang melaksanakannya.

Kegiatan “Pasanggiri Mojang-Jajaka” se-Jawa Barat untuk kategori Anak dilaksanakan dengan maksudkan untuk melestarikan warisan budaya bangsa yang tertuang dalam Tata-cara berias dan berpenampilan, serta adab berbahasa / berbicara Sunda, Seni – Budaya dengan memperkenalkannya sedini mungkin pada anak-anak kita, sebelum melangkah pada jenjang Pasanggiri Mojang-Jajaka (yang sesungguhnya) yang hanya diikuti oleh usia 16 – 24 tahun tadi.

Baca Juga  1.136 Mahasiswa KKN Universitas Garut Dilepas Sekda Jabar

Dengan pembinaan secara berjenjang, tidak saja pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kota/Kabupaten, tapi dari segi usia pun berjenjang mulai dari anak-anak. Tujuannya tiada lain adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa; mempertahankan sambil memperkaya keberagaman budaya; meneguhkan jati diri bangsa; menambah kegiatan positif bagi generasi muda ke arah pelestarian nilai-nilai budaya bangsa; dan memberikan ajang kompetitif yang positif dalam ruang kekeluargaan sambil memperpanjang silaturahmi diantara insan yang terlibat dalam kegiatan.

Sebagaimana kegiatan pada pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya yang telah berlangsung untuk kesekian kalinya, kegiatan kali ini pun akan diawali dengan Technical Meeting untuk menerangkan teknis pelaksanaan, tahapan kegiatan dan penilaian dalam kegiatan itu sendiri, serta ditambah memberikan pengetahuan / wawasan dasar dan umum mengenai kegiatan yang berisi penerangan mengenai Tata-Rias, Busana serta Teknik-tekniknya, bagi Peserta maupun khususnya bagi para pendamping atau orang tua Peserta, karena tak sedikit pihak orang tuanya pun kurang mengetahui mengenai unsur-unsur serta nilai-nilai yang terkandung dalam tata-rias (wajah dan kepala) serta Busana bagi Mojang dan Jajaka Priangan atau Sunda ini.

Usai pembukaan jelang sesi “Ujuk Kabisa” pada Pasanggiri Mojang-Jajaka tahun 2023

Tahap selanjutnya akan dilakukan Unjuk Kabisa untuk merangsang sekaligus mendorong para peserta untuk mendalami Seni-Budaya Sunda maupun menampilkan kemampuan / keterampilannya dalam bentuk pertunjukan. Sedangkan sebagai puncak kegiatan, dimana Peserta akan tampil full performance serta melakukan perkenalan sekaligus (untuk Kategori D dan C) bertanya-jawab dengan Dewan Juri mengenai wawasan khususnya bidang Pariwisata, Seni dan Budaya serta Ekonomi Kreatif yang ada dan berkembang di Jawa Barat, atau Kota/Kab masing-masing Peserta maupun Kesundaan umumnya yang dibawakan dalam Bahasa Sunda, sedangkan kemampuan dalam Bahasa Inggris dalam kegiatan ini merupakan suatu nilai tambah.

Adapun pelaksanaan kegiatan “Pasanggiri Mojang-Jajaka” tingkat Jawa Barat kategori Anak untuk tahun 2024 ini akan memperebutkan Piala Bergilir Gubenur, akan dilenggarakan pada Sabtu – Minggu, 14-15 Desember 2024 mulai pk.09.00 sampai dengan selesai di Bale Paminton “Inten Dewata” Jl.A.Yani – Garut.

Melalui pelaksanaan kegiatan “Paranggiri Mojang-Jajaka” tingkat Jawa Barat kategori Anak ini diharapkan di kalangan generasi muda akan tumbuh kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya sendiri dan memiliki filter terhadap serangan budaya luar. Karena harus diakui bahwa Globalisasi yang terjadi sekarang ini harus dicermati secara saksama agar pengaruh terhadap nilai sosial budaya kita dapat tetap terjaga. Sehingga diharapkan generasi muda dapat memiliki “ketahanan budaya” dan sikap agar tetap menyenangi, menjunjung serta mempertahankan budaya kita sendiri dengan tetap membuka diri terhadap kemajuan yang datangnya dari luar. Hal inilah yang diharapkan menjadi output dari kegiatan “Pasanggiri Mojang Jajaka” kategori Anak ini.***

Ditulis oleh Kang Zey

Polres Garut Tangkap Pelaku Percabulan Terhadap Anak Dibawah Umur

“Hukum Sedang Sakit”, Pelapor: Kasus Korupsi Jogging Track Dispora Garut Diduga Dilindungi Keluarga Jaksa Agung